Karya : Win n Sufi
Suatu hari
bertemulah sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara ditengah riuhnya kantin
sekolah.
Bertemulah
Dodit dan olive. (Lagu pertemuan) mereka menari ala India terus ke bakul makanan yang di tuju, setelah itu duduk
bersama.
Olive : hunny, bunny, sweetyku my princess
carming yang cetar membahana. Aku kangeeen banget sama kamu ayah... (nada
manja)
Dodit : (wajah datar sambil mlongo) kita kan gak
ketemunya baru 3 menit 25 detik Bun...
Olive : itu kan lama... yah? Yah,
aku suapin ya? Yah yah nie pesawatnya mau mendarat. A a a...
Dodit : iya bunda bunda 2x. Aaaa aemmm
Olive : enak gak yah?
Dodit : enak bunda, agi agi agi.....
Begitulah
kehidupan sepasang kekasih di zaman sekarang, yang bisa dibilang alay tingkat
olimpiade.
Dodit dan
olive berpisah. Diiringi musik.
Setelah jam
sekolah berakhir, olive dan teman-temannya
bertemu di kantin.
Laura : olive, gimana nie tugas akhir kita. By
the way and way busway trans jakarta...
mau dikerjain di mana nie? Udah date line loch (sambil nunjuk jam)
Jesica : iya ni live, di rumah kamu aja apa?
Olive : (ekspresi gugup) di di rumah ku? Kayanya
jangan dech. Eh... stetoskop mana nie?
Stesi : heyheyhey hallo... aku denger loch... stetoskop
stetoskop. Enak aja. Aku stesi, Olive oil...
Laura : kenapa gak boleh di rumah kamu?
Olive : rumahnya
lagi berantakan.
Jesica : bilang aja kita gak boleh ke rumahmu.
Olive : bukan gitu, maksudku bukankah lebih baik
ngerjain di sini aja kalo gak di rumah stesi gitu. Kan lebih deket sama
sekolah.
Stesi : bisa si di rumahku, tapi kan kita belum
pernah main ke rumahmu Live.
Laura : yaudah deh, di sini aja. Oke ayo kita
kerjakan.
(musik)
Sepulang
sekolah di rumah Olive.
Olive : aku pulang...!!
Ayah : ekspresi gagu mempersilahkan Olive untuk
makan.
Olive : udah makan di kantin bareng temen-temen
Ayah : ekspresi sedikit kecewa tapi masih
wajar.
Olive lagi
santai di kamar sambil telpon dodit.
Dodit : hallo bun... tumben telpon?
Olive : iya, lagi kangen sama ayah.
Dodit : bun bun, tahu gak tadi aku lihat bulan
lagi terang banget. Coba deh liat ke luar.
Olive : mana? Bukannya lagi mendung.
Dodit : di situ mendung ya? Di sini gak lo.
Olive : kok bisa? Kita kan rumahnya
berseberangan.?
Dodit : iya, soalnya ayah lihat langitnya sambil
mikirin bunda si...
Olive
tersenyum manja. (musik)
Dodit : yaudah, sana barang kali aja bunda mau bobo
cantik.
Olive : yaudah, ayah dulu aja yang matiin
telponnya.
Dodit : kan bunda yang telpon dulu, jadi bunda
yang matiin.
Olive : gak ah ayah dulu.
Dodit : yaudah, kita matiin bareng-bareng aja. 1
2 3...
Olive : loch kok gak dimatiin.
Dodit : yaudah dech kalo bunda maksa.. tut tut
tut
Olive : kok malah dimatiin beneran si?
Keesokan
harinya olive bangun kesiangan, ayahnya yang sudah sedari pagi bangun telah
menyiapkan sarapan pagi untuk olive
Ayah : ekspresi menawarkan sarapan
Olive : apaan si ni undah kesiangan , sarapannya
entar aja, bakal telat ni kalau naik angkot (musik)
Ayah : ekspresi menawarkan untuk mengantar
olive ke sekolah
Olive : ya udah ayu yah
Sesampainya
di sekolah ayah menitip pesan supaya olive hati-hati , ( ayah mengulurkan
tangan ke olive namun olive langsung pergi ke kelas dengan buru-buru)
Siang harinya
dikantin sekolah, olive dibulyy oleh teman-teman yang tidak pernah cocok dengan
olive
1 : ciyee yang habis dianterin
ayahnya
2 : ati-ati ya olive(sambil
mempraktekan gagu)
Olive: eh
jaga mulut kamu tuh jangan sembarang ngomong (mendorong 1)
1 :apa apa?
Bertiga : melerai pertengakaran olive dengan 1 dan 2
Olive : (ekspresi kesal) dan berlalu pergi tanpa
kata2
Bertiga : olive, olive??!! (ekspresi bingung)
Setelah jam
sekolah usai olive pulang seperti biasa namun dengan perasaan yang marah
Sesampainya
di rumah
Ayah : ayuh live makan dulu
Olive : menaruh tas dengan kasar
Ayah : kenapa live
Olve : kenapa si yah aku harus punya ayah yang
gagu, aku itu malu yah .... malu, aku benci ayah benci!!
Ayah : kenapa liv kenapa?
Olive : Ayah tahu gak, tadi tuh aku dibuli
temen-temen. Kalau ayah sayang sama olive, jangan pernah muncul di depan
teman-temanku. Titik. (dan langsung meingalkan rumah)
Setelah pertengakaran
dirumahnya , olive pun berjalan sendirian dengan meratapi nasib nya (musik
sedih)
Ayah : ekspresi sedih duduk di meja makan
Dirumah, ayah
olive menunggu dengan cemas padahal iya sudah menyiapkan makanan malam sebagai
tanda minta maaf karena tadi pagi tidak bisa sarapan bersama anak kesayangannya.
Olive
berlalu...
Ayah mencari
olive ditengah hujan sambil bertanya-tanya pada orang-orang di sekitar. (musik).
Ayah : maaf pak. Apakah bapak lihat anak
seperti ini?
Pak-pak: saya
tidak lihat pak. Maaf.
Setelah
sekian jauh berjalan sampailah olve di persimpangan dekat rumahnya ditengah
hujan yang deras dan kondisi lelah yang melanda membuat tubuh olive semakin
melemah.
Lama ayah
mencari olive ditengah derasnya hujan akhirnya sang ayah memutuskan untuk
menunggu di depan rumah. Kemudian ayah melihat olive di simpang tiga depan
rumah, olive dengan kondisi badan yang terguyur hujan dan lemah, olive terjatuh
( kepala terbentur trotoar) dan pingsan
dengan kepala penuh darah, ayah yang melihat olive terjatuh langsung berlari
mengejar olive sambil membangunkan olive.
Ayah : olive, bangun! Ini ayah. Bangun live
bangun!.
Akhirnya ayah
menggendong olive untuk dibawa ke rumah sakit terdekat.
Sampailah
dirumah sakit (ekspresi mencari tenaga kesehatan sambil mengendong sang anak)
Ayah meminta
dokter untuk menyelamatkan anaknya apapun akan dia lakukan untuk menyelamatkan
anaknya.
Ayah : suster, tolong anak saya sus. Sampai dia
selamat. Apapun akan saya lakukan. berapa pun biayanya akan saya bayar. Asal
anak saya bisa sembuh.
Beberapa
menit kemudian
Dokter : permisi pak. Anda ayah dari olive.
Ayah : iya dok. Bagaimana dok?
Dokter : jadi begini pak. Anak anda banyak kehilangan
darah sehingga dia membutuhkan donor darah.
Ayah : bapak, ambil saja darah saya. Saya
memiliki golongan darah yang sama dengan olive. Ambil saja darah saya pak.
Dokter : baik pak. Mari kira lakukan pemeriksaan
terlebih dahulu. Bapak bisa ke ruang periksa. Tolong antar bapak ini, mba...
Perawat : mari
pak...
Olive dan
ayah berbaring di ruang perawat
Dengan
samar-samar olive melihat sang ayah yang sedang mendonorkan darahnya, setelah
peristiwa tersebut olive pun menyadari bahwa ayahnya sangat menyanginya, seberapa pun
olive telah menghancurkan hati sang ayah dengan perkatan dan sikapnya namun ayahnya
tetap berjuang untuk olive, apapun akan ayahnya lakukan demi olive.
Olive : ayah...maafkan aku... (sembil berusaha
meraih tangan sang ayah yang tertidur di tempat tidur sebelahnya).
Setelah
beberapa hari olive dirawat dirumah sakit.
Setelah kejadian itu olive pun sangat menyayangi
ayahnya, ia tidak pernah menyia-nyiakan waktu bersama ayahnya untuk menebarkan
senyuman kebanggaan memiliki ayah sehebat dia. Ia tak lagi malu memilik ayah
yang gagu namun olive bangga dan sangat bangga pada ayahnya.
Bertiga+Dodit
: olive...???
Ayah : iya, siapa ya?
Stesi : kami teman-teman olive. Saya stesi.
Laura : saya Laura
Jesica : saya Jesica
Dodit : saya Andi Law alias Dodit.
Ayah : sialakan masuk...
Laura : terimakasih paman...
Olive dengan
bangga memperkenalkan ayahnya di depan teman-temannya. Teman-temannya sangat
senang karena akhirnya dapat berkunjung ke rumah sahabat kesayangannya itu
begitu pun Dodit.
Pesan
Cinta dan kasih orang tua terkadang tak selamanya
terungkap dengan kata-kata yang terucap
“aku menyayangi mu nak”
Namun lebih dari itu
Dengan sentuhan tangan lembutnya lah kasih
sayang mengalir.
Saat kita masih tertidur lelap, mungkin mereka
masih belum dapat tertidur, karena memikirkan anak-anak yang mereka sayangi.
Terkadang dengan diam-diam mereka masuk ke
kamar kita, duduk di samping kita, dan membelai rambut kita sambil berkata,
“begitu cepat waktu berlalu. Sekarang kau sudah besar nak.”
Saat itulah, orang tua selalu ingin menjadi
yang terbaik untuk anak-anak mereka.
Walau terkadang mereka meresa tak mampu
Dengan segala keterbatasan, mereka selalu
berusaha memenuhi apa yang kita butuhkan.
Namun, kita pernah berterima kasih? Apakah
kita selalu puas dengan apa yang orang tua berikan kepada kita?
Sering kita kecewa dengan apa yang kita
dapat dari orang tua.
Tapi mereka tidak pernah kecewa. Mereka
selalu bangga dan selalu berusaha membahagiakan kita dengan sepenuh hati.
Pernahkah kita menyadarinya? Bahwa tak
selamanya mereka ada di samping kita.
Waktu akan terus berjalan.
Dulu orang tua lah yang selalu menjaga kita, namun sekarang saatnya lah
kita yang akan menjaga mereka.
Kita tahu bahwa orang tua akan tetap selalu
menganggap kita malaikat kecilnya seberapa pun umur kita.
Cinta yang tulus adalah cinta orang tua pada
anak-anaknya.
Tak pernah lekang oleh waktu dan tak pernah
mati termakan usia.
Terima kasih ayah... ibu... atas kasih
sayang kalian selama ini.
Maafkan anakmu ini yang senantiasa menyakiti
hati kalian.
Doa tulus kalian akan menjadi jalan
setapakku meraih cita-cita.
Kalianlah seberkas cahaya di gelapnya dunia.
Terima kasih ayah... ibu... aku mencintai
kalian.
hahhah diposting juga
ReplyDelete