Masih calon bidan_Pancarkan Senyum SEMANGATmu!!

Masih calon bidan_Pancarkan Senyum SEMANGATmu!!

Saturday, November 15, 2014

Teks Drama_CINTA TAK TERUCAP

Karya : Win n Sufi

Suatu hari bertemulah sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara ditengah riuhnya kantin sekolah. 
Bertemulah Dodit dan olive. (Lagu pertemuan) mereka menari ala India terus ke bakul  makanan yang di tuju, setelah itu duduk bersama.
Olive      : hunny, bunny, sweetyku my princess carming yang cetar membahana. Aku kangeeen banget sama kamu ayah... (nada manja)
Dodit     : (wajah datar sambil mlongo) kita kan gak ketemunya baru 3 menit 25 detik Bun...
Olive      : itu kan lama... yah?   Yah,  aku suapin ya? Yah yah nie pesawatnya mau mendarat. A a a...
Dodit     : iya bunda bunda 2x. Aaaa aemmm
Olive      : enak gak yah?
Dodit     : enak bunda, agi agi agi.....
Begitulah kehidupan sepasang kekasih di zaman sekarang, yang bisa dibilang alay tingkat olimpiade.
Dodit dan olive berpisah. Diiringi musik.

Setelah jam sekolah berakhir, olive dan teman-temannya  bertemu di kantin.
Laura     : olive, gimana nie tugas akhir kita. By the way and way  busway trans jakarta... mau dikerjain di mana nie? Udah date line loch (sambil nunjuk jam)
Jesica    : iya ni live, di rumah kamu aja apa?
Olive      : (ekspresi gugup) di di rumah ku? Kayanya jangan dech. Eh... stetoskop mana nie?
Stesi      : heyheyhey hallo... aku denger loch... stetoskop stetoskop. Enak aja. Aku stesi, Olive oil...
Laura     : kenapa gak boleh di rumah kamu?
Olive      : rumahnya  lagi berantakan.
Jesica    : bilang aja kita gak boleh ke rumahmu.
Olive      : bukan gitu, maksudku bukankah lebih baik ngerjain di sini aja kalo gak di rumah stesi gitu. Kan lebih deket sama sekolah.
Stesi      : bisa si di rumahku, tapi kan kita belum pernah main ke rumahmu Live.
Laura     : yaudah deh, di sini aja. Oke ayo kita kerjakan.
(musik)

Sepulang sekolah di rumah Olive.
Olive      : aku pulang...!!
Ayah      : ekspresi gagu mempersilahkan Olive untuk makan.
Olive      : udah makan di kantin bareng temen-temen
Ayah      : ekspresi sedikit kecewa tapi masih wajar.
Olive lagi santai di kamar sambil telpon dodit.
Dodit     : hallo bun... tumben telpon?
Olive      : iya, lagi kangen sama ayah.
Dodit     : bun bun, tahu gak tadi aku lihat bulan lagi terang banget. Coba deh liat ke luar.
Olive      : mana? Bukannya lagi mendung.
Dodit     : di situ mendung ya? Di sini gak lo.
Olive      : kok bisa? Kita kan rumahnya berseberangan.?
Dodit     : iya, soalnya ayah lihat langitnya sambil mikirin bunda si...
Olive tersenyum manja. (musik)
Dodit     : yaudah, sana barang kali aja bunda mau bobo cantik.
Olive      : yaudah, ayah dulu aja yang matiin telponnya.
Dodit     : kan bunda yang telpon dulu, jadi bunda yang matiin.
Olive      : gak ah ayah dulu.
Dodit     : yaudah, kita matiin bareng-bareng aja. 1 2 3...
Olive      : loch kok gak dimatiin.
Dodit     : yaudah dech kalo bunda maksa.. tut tut tut
Olive      : kok malah dimatiin beneran si?

Keesokan harinya olive bangun kesiangan, ayahnya yang sudah sedari pagi bangun telah menyiapkan sarapan pagi untuk olive
Ayah      : ekspresi menawarkan sarapan
Olive      : apaan si ni undah kesiangan , sarapannya entar aja, bakal telat ni kalau naik angkot (musik)
Ayah      : ekspresi menawarkan untuk mengantar olive ke sekolah
Olive      : ya udah ayu yah
Sesampainya di sekolah ayah menitip pesan supaya olive hati-hati , ( ayah mengulurkan tangan ke olive namun olive langsung pergi ke kelas dengan buru-buru)

Siang harinya dikantin sekolah, olive dibulyy oleh teman-teman yang tidak pernah cocok dengan olive
1              : ciyee yang habis dianterin ayahnya
2              : ati-ati ya olive(sambil mempraktekan gagu)
Olive: eh jaga mulut kamu tuh jangan sembarang ngomong (mendorong 1)
1              :apa apa?
Bertiga  : melerai pertengakaran olive dengan 1 dan 2
Olive      : (ekspresi kesal) dan berlalu pergi tanpa kata2
Bertiga  : olive, olive??!! (ekspresi bingung)

Setelah jam sekolah usai olive pulang seperti biasa namun dengan perasaan yang marah
Sesampainya di rumah
Ayah      : ayuh live makan dulu
Olive      : menaruh tas dengan kasar
Ayah      : kenapa live
Olve       : kenapa si yah aku harus punya ayah yang gagu, aku itu malu yah .... malu, aku benci ayah benci!!
Ayah      : kenapa liv kenapa?
Olive      : Ayah tahu gak, tadi tuh aku dibuli temen-temen. Kalau ayah sayang sama olive, jangan pernah muncul di depan teman-temanku. Titik. (dan langsung meingalkan rumah)
Setelah pertengakaran dirumahnya , olive pun berjalan sendirian dengan meratapi nasib nya (musik sedih)
Ayah      : ekspresi sedih duduk di meja makan
Dirumah, ayah olive menunggu dengan cemas padahal iya sudah menyiapkan makanan malam sebagai tanda minta maaf karena tadi pagi tidak bisa sarapan bersama anak kesayangannya.

Olive berlalu...
Ayah mencari olive ditengah hujan sambil bertanya-tanya pada orang-orang di sekitar. (musik).
Ayah      : maaf pak. Apakah bapak lihat anak seperti ini?
Pak-pak: saya tidak lihat pak. Maaf.
Setelah sekian jauh berjalan sampailah olve di persimpangan dekat rumahnya ditengah hujan yang deras dan kondisi lelah yang melanda membuat tubuh olive semakin melemah.
Lama ayah mencari olive ditengah derasnya hujan akhirnya sang ayah memutuskan untuk menunggu di depan rumah. Kemudian ayah melihat olive di simpang tiga depan rumah, olive dengan kondisi badan yang terguyur hujan dan lemah, olive terjatuh ( kepala terbentur  trotoar) dan pingsan dengan kepala penuh darah, ayah yang melihat olive terjatuh langsung berlari mengejar olive sambil membangunkan olive.
Ayah      : olive, bangun! Ini ayah. Bangun live bangun!.
Akhirnya ayah menggendong olive untuk dibawa ke rumah sakit terdekat.

Sampailah dirumah sakit (ekspresi mencari tenaga kesehatan sambil mengendong sang anak)
Ayah meminta dokter untuk menyelamatkan anaknya apapun akan dia lakukan untuk menyelamatkan anaknya.
Ayah      : suster, tolong anak saya sus. Sampai dia selamat. Apapun akan saya lakukan. berapa pun biayanya akan saya bayar. Asal anak saya bisa sembuh.
Beberapa menit kemudian
Dokter : permisi pak. Anda ayah dari olive.
Ayah      : iya dok. Bagaimana dok?
Dokter  : jadi begini pak. Anak anda banyak kehilangan darah sehingga dia membutuhkan donor darah.
Ayah      : bapak, ambil saja darah saya. Saya memiliki golongan darah yang sama dengan olive. Ambil saja darah saya pak.
Dokter  : baik pak. Mari kira lakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Bapak bisa ke ruang periksa. Tolong antar bapak ini, mba...
Perawat : mari pak...
Olive dan ayah berbaring di ruang perawat
Dengan samar-samar olive melihat sang ayah yang sedang mendonorkan darahnya, setelah peristiwa tersebut olive pun menyadari  bahwa ayahnya sangat menyanginya, seberapa pun olive telah menghancurkan hati sang ayah dengan perkatan dan sikapnya namun ayahnya tetap berjuang untuk olive, apapun akan ayahnya lakukan demi olive.
Olive      : ayah...maafkan aku... (sembil berusaha meraih tangan sang ayah yang tertidur di tempat tidur sebelahnya).
Setelah beberapa hari olive dirawat dirumah sakit.

Setelah  kejadian itu olive pun sangat menyayangi ayahnya, ia tidak pernah menyia-nyiakan waktu bersama ayahnya untuk menebarkan senyuman kebanggaan memiliki ayah sehebat dia. Ia tak lagi malu memilik ayah yang gagu namun olive bangga dan sangat bangga pada ayahnya.
Bertiga+Dodit : olive...???
Ayah      : iya, siapa ya?
Stesi      : kami teman-teman olive. Saya stesi.
Laura     : saya Laura
Jesica    : saya Jesica
Dodit     : saya Andi Law alias Dodit.
Ayah      : sialakan masuk...
Laura     : terimakasih paman...

Olive dengan bangga memperkenalkan ayahnya di depan teman-temannya. Teman-temannya sangat senang karena akhirnya dapat berkunjung ke rumah sahabat kesayangannya itu begitu pun Dodit.
 
Pesan
Cinta dan kasih orang tua terkadang tak selamanya terungkap dengan kata-kata yang terucap 
“aku menyayangi mu nak”
Namun lebih dari itu
Dengan sentuhan tangan lembutnya lah kasih sayang mengalir.
Saat kita masih tertidur lelap, mungkin mereka masih belum dapat tertidur, karena memikirkan anak-anak yang mereka sayangi.
Terkadang dengan diam-diam mereka masuk ke kamar kita, duduk di samping kita, dan membelai rambut kita sambil berkata, “begitu cepat waktu berlalu. Sekarang kau sudah besar nak.”
Saat itulah, orang tua selalu ingin menjadi yang terbaik untuk anak-anak mereka.
Walau terkadang mereka meresa tak mampu
Dengan segala keterbatasan, mereka selalu berusaha memenuhi apa yang kita butuhkan.
Namun, kita pernah berterima kasih? Apakah kita selalu puas dengan apa yang orang tua berikan kepada kita?
Sering kita kecewa dengan apa yang kita dapat dari orang tua.
Tapi mereka tidak pernah kecewa. Mereka selalu bangga dan selalu berusaha membahagiakan kita dengan sepenuh hati.
Pernahkah kita menyadarinya? Bahwa tak selamanya mereka ada di samping kita.
Waktu akan terus berjalan.
Dulu orang tua lah yang  selalu menjaga kita, namun sekarang saatnya lah kita yang akan menjaga mereka.
Kita tahu bahwa orang tua akan tetap selalu menganggap kita malaikat kecilnya seberapa pun umur kita.
Cinta yang tulus adalah cinta orang tua pada anak-anaknya.
Tak pernah lekang oleh waktu dan tak pernah mati termakan usia.
Terima kasih ayah... ibu... atas kasih sayang kalian selama ini.
Maafkan anakmu ini yang senantiasa menyakiti hati kalian.
Doa tulus kalian akan menjadi jalan setapakku meraih cita-cita.
Kalianlah seberkas cahaya di gelapnya dunia.
Terima kasih ayah... ibu... aku mencintai kalian.

1 comment: