Q Waktu
pemberian obat = 24 jam. Bila T½ 3xsehari, maka pemberian obatnya adalah 24 jam
: 3 = 8 jam sekali. Waktu 24 jam tidak dikurangi waktu tidur (6-8 jam) dengan
asumsi bahwa metabolisme obat pada saat
tidur adalah tetap.
Q
Ligan
adalah molekul spesifik (obat) yang dapat mengikat reseptor.
Q
Afinitas
adalah kemampuan ligan untuk mengikat reseptor, jadi jika afinitas besar maka
semakin mudah berikatan dengan reseptor (cocok).
Q
Efikasi
adalah perubahan efek maksimal yang dapat dihasilkan untuk suatu obat.
Contoh : obat anti demam memiliki efikasi
yang itnggi kalau bisa menurunkan dan menghilangkan demam.
Prinsip efikasi yang tinggi adalah obat
dapat mencapai efek maksimal.
Q
Obat
yang dapat didistribusikan melalui plasenta dapat mempengaruhi janin yang
berpotensi baik maupun buruk.
Q
Obat
yang tidak hancur oleh cairan usus dan hanya berfungsi disaluran pencernaan,
contohnya : obat antasit dan obat-obat magh.
Q
Obat
yang dieksresikan melalui asi tidak bisa dijadikan obat untuk bayinya. Obat
telah berubah bentuk karena metabolisme menjadi metabolik.
Q
Reseptor
bersifat selektif dengan molekul obat yang melalui aktivitas seluler di
dalamnya. Reseptor hanya berikatan
dengan satu molekul obat.
Q
Fungsi
Efektor : menerjemahkan ikatan antara obat dengan reseptor untuk bereaksi
menimbulkan efek yang mempengaruhi fungsi sel target. Setelah adanya efektor,
obat baru dapat bereaksi. Namun ada juga reseptor yang bertindak sebagai
efektor, contoh : enzim-enzim.
Ada obat yang bereaksi terhadap otot baik relaksasi maupun kontriksi.
Obat yang bereaksi terhadapt kelenjar
-> ekskresi kelenjar dan enzim-enzim.
Q
Potensi
obat adalah besarnya dosis yang dibutuhkan untuk menghasilkan efek yang
dibutuhkan.
Semakin sedikit dosis untuk menghasilkan
efek yang diinginkan, obat itu semakin poten.
Semakin poten obat : semakin aman, karena
dosisnya semakin kecil.
Q
Yang
menentukan potensi obat :
- Afinitas obat
- Kadar obat yang menuju ke reseptor.
Q
EC 50
(Efective concentration 50) = kemampuan konsentrasi obat mencapai 50% hewan
coba.
ED 50 (Efective dosis 50) = dosis yang
telah memberikan efek mencapai 50% hewan coba.
TD 50 (Toxic Dosis) = dosis yang
memberikan efek merugikan pada 50% hewan coba.
LD 50 (Layer Dosis 50) = dosis yang telah
memberikan efek mamatikan pada 50% hewan coba.
Q
Inner
Binding Site
- Molekul endogen yang mengikat obat tanpa
menimbulkan efek.
Contoh : protein plasma ; albumin,
orosomucoid.
- Fungsi IBS adalah agar obat tidak terikat dengan
molekul lain reseptor yang dapat menurunkan efek obat bahkan dapat menimbulkan
efek samping.
Q
Antagonis
obat = obat yang dapat menhambat efek obat utama.
- Antagonis
kompetitif
bat yang berikatan dengan reseptor obat
utama, secara reversibel tidak mengaktifkan afinitas.
- Antagonis
fisiologis
bat utama dan obat anatagonis memiliki
reseptor yang sama namun memiliki efek yang berlawanan.
- Antagonis
kimia
bat antagonis langsung mengikat obat
utama tanpa mempedulikan adanya reseptor. Contoh : obat saat keracunan.





Mohon maaf bila ada kesalahan penulisan. mohon tinggalkan kritik dan saran agar cacatan di atas menjadi lebih baik.
ReplyDelete