http://wallpaper-kid.com
Apa
yang kita pikirkan tentang kelahiran seorang bayi?
Beberapa
waktu lalu saya membaca beberapa artikel mengenai kelahiran seorang bayi.
Artikel itu menurut saya cukup bagus dan akan saya share di sini. Walau pun
artikel itu merupakan pembukaan dari buku yang berjudul “Panduan Lengkap Hamil
Sehat” yang ditulis oleh Lutfiatul Sholihah, terbitan DIVA Press Yogyakarta
tahun 2009 ini sangat menggugah dan menyadarkan saya betapa indahnya Tuhan
menganugerahkan kelahiran seorang bayi dalam kehidupan manusia terutama
pasangan suami istri.
Kado
Ikatan Cinta Suci
Apa
maksud dan tujuan Tuhan menakdirkan manusia untuk melakukan regenerasi?
Tanyakan saja kepada Adam, kenapa di sangat membutuhkan Hawa. Saat itu, segala
keinginan dan kebutuhan Adam telah dipenuhi lebih dari cukup oleh Tuhan. Entah
ini sudah menjadi sifat dasar manusia, ada saja kekurangan yang dirasakan oleh
Adam. Satu yang kurang yang dirasakan oleh Adam, yaitu akan hadirnya seorang
pendamping. Maka, sejak saat itu pula, kebutuhan akan adanya seorang pendamping
yang mau mengerti segala yang tak dimengerti telah direstui oleh Tuhan untuk
diwariskankepada segenap anak cucu Adam.
Tetapi
Tuhan tidak bermaksud hanya cukup sampai di situ. Artinya, kebutuhan akan
adanya seorang pendamping bukanlah titah final yang ingin difirmankan oleh
Tuhan. Pendamping abadi itu ibarat bidu yang “dipercaya” membawa muatan-muatan
pesan yang maha penting untuk sampai ke dermaga tujuan. Ada pun titah-Nya yang
lebih penting untuk dijaga, dirawat dan dihantarkan adalah sang jabang bayi itu
sendiri. Pendamping abadi ibarat sebuah pintu gerbang, dan anak-anaknya yang
terlahir darinya adalah taman-taman kehidupan yang hakiki. Ya, pada calon
manusia baru yang kakan lahir itulah Tuhan menaruh kepercayaan, harkat,
martabat serta segenap keagungan. Karenanya, bayi-bayi itu adalah
“pangeran-pangeran “ bumi yang dikirim oleh Tuhan. Ia terlahir karena cinta
Tuhan akan diri-Nya. Cinta Tuhan disemanyamkan dalam ikatan kasih sayang dua
insan yang menyatukan jiwa dan raganya dalam sebuah ikatan rumah tangga. Itulah
keagungan cinta kasih sepasang suami istri yang telah dipercaya untuk
melahirkan “pangeran-pangeran” wakil Tuhan di muka bumi ini.
Bukti
Keabadian Manusia
Selain
karena si jabang bayi itu terlahri dari rahim cinta Tuhan, maka hal itu juga
menyiratkan bahwa Tuhan begitu percaya kepada manusia, meskipun malaikat pernah
menyangsikannya. Untuk pertama dan terakhir kalinya malaikat berani
menyangsikan titah Tuhan. Tuhan tak pernah marah dan kecewa kepada manusia, meskipun
manusia tak mau bersyukur akan karunia yang diberikan oleh-Nya. Ada apa dengan
manusia di mata Tuhan? Mangapa Tuhan begitu menyayangi manusia? Jawabnnya ada
pada uraian Ibni Arabi:
“Alam
ini, termasuk manusia, bukanlah “diciptakan”, akan tetapi lebih tepatnya
“tercipta”. Manusia itu abadi, karena ia tercipta dari sefat keabadian Tuhan.
Bukankah sesuatu yang ada berasal dari Yang Sudah Ada?” (Ibnu Arabi)
Ya.
Sesungguhnya manusia itu adalah “anak-anak “ Tuhan. Bukan “anak kelamin” Tuhan,
tetapi leibh dari itu, manusia adalah “anak keabadian” Tuhan. Ibnu Arabi
semakin dikuatkan oleh Kenneth Walker:
“Cara
yang paling sederhana dalam berkembang biak -cara yang digunakan oleh organisme
terkecil, seperti bakteri- adalah dengan membelah organ tubuhnya menjadi dua
bagian, yang masing-masing akan menjadi individu baru. Dalam cara yang dikenal
dengan “pembelahan sel” ini, anak bukan hanya bagian yang terpisah dari
induknya, sebab seluruh bagian dari induk menjadi anak. induk tidak mati, tapi
hidup melebur dalamd iri anaknya. Ia kehilangan indentitasnya, namun dengan
demikian ia bisa terbebas dari kematian” (Kenneth Walker, The Physiology of
Sex).
Juga
oleh Allah-Barbara Pease:
“Hidup
dimulai dengan penciptaan sel tunggal sekitar 3,5 milyar tahun yang lalu. Agar
terus survive, dia memecah dirinya untuk membuat kembaran. Ini terus
berlangsung dalam beberapa juta tahun dan hanya mengalami perubahan jika
–dengan kejadian, perpindahan atau sebuah pengalaman baru. Hidup akan terus
berlangsung.” (Allah-Barbara Pease, Man Woman and Sex)
Lihatlah,
ketiga pendapat di atas semakin menguatkan bahwa manusia, melalui anugerah
Tuhan yang disebut dengan sex, telah
mengukuhkan eksistensi dan eternitas (kebadian) nya? Melalui sistem genetic, kematian seseorang hanyalah
bersifat jasad kasar semata, sementara karakter, watak dan sifat yang
dihasilkan oleh hormon-hormon di dalam fisiknya akan terus hidup dengan kreatif
dalam diri keturunannya. Mungkin inilah yang disebut dengan “buah tak jatuh
jauh dari pohonnya”.
Dia
adalah Jaminan Pintu Surgamu
Dengan
terlahirnya sang jabang bayi di muka bumi ini, suaranya yang melengking seolah
ingin mengabarkan kepada dunia, bahwa manusia masih dipercaya oleh Tuhan untuk
mengurusi segala problematika hidup di bumi ini. Melalui sang jabang, seorang
ibu –layaknya keagungan dan kesucian Maria-benar-benar mendapat anugerah yang
terindah dan tak ada yang bisa mengalahkannya. Kredibilitas manusia sebagai
seorang pemimpin dunia benar-benar dipertaruhkan di ambang rahim seorang ibu
yang dengan begitu tulu, ikhlas dan penuh perjuangan, meskipun harus bersimbah
darah, bertaruh nyawa, dan rasa sakit yang tiada terkira. Tuhan pun kemudian
tanpa segan-segan menyematkan gelar syahid
dan menjamin masuk surga jika seorang ibu berjuang sampai titik nadir nafasnya
tatkala melahirkan sang jabang bayi. Tuhan pun juga tak sungkan-sungkan
mengkategorikan sebagai sadaqah atas
segala pengorbanan, kerja keras dan cucuran peluh sang ayang yang berusaha
menjamin kehidupan dan kesejahteraan sang jabang bayi. Itu adalah bukti bahwa
manusia masih dipercaya Tuhan. Bukan sembarang kepercayaan, bukan sembarang
titipan.
Maka
Tersenyumlah Meski Gundah
Wahai
siapa pun yang dikarunia Tuhan dengan kehadiran sang jabang bayi, janganlah
gundah gulana, janganlah takut akan kehilangan kebebasan, janganlah khawatir
akan dirundung tanggung jawab. Karena semua apa yang akan kalian barikan dan kalian
perjuangkan, tidaklah sebanding dengan apa yang akan kalian peroleh. Yakinlah,
bahwa dikaruniai seorang putra adalah anugerah, karena di sana banyka yang
lebih susah dan merindukan hadirnya seorang anak. hadirnya buah cinta, hadirnya
permata hati dan tumpahan segenap kasih sayang begitu sangat berarti.
Yakinlah
bahwa kehidupan seseorang selalu membutuhkan adanya “mata rantai”. Kepada siapa
orang tua akan mewariskan segala yang di punya kalau tidak kepada anak-anaknya?
Kepda siapa orang tua menaruh harapan dan cita-cita tertingginya kalau tidak
kepada putra-putrinya kelak? Kepada siapa orang tua bisa membanggakan dan
dibanggakan kalu tidak oleh anak-anaknya?
Maka
rawatlah sang jabang bayi melebihi dirimu sendiri. Persiapkan kelahiran dan
kehidupannya sesehat dan semaksimal mungkin. Jangan sia-siakan dia. Rencanakan
kehamilan dan persalinan serasional dan sematang mungkin. Pada tahap pra hamil,
persiapkan segala kebutuhan baik yang bersifat teknis maupun psikis.
Berpandangan jauh ke depan sebelum merencakan kehamilan merupakan salah satu
cara yang paling bagus untuk semakin mempersiapkan diri untuk mengandung. Pada
masa kehamilan, manjaga kesehatan ibu dan janin, menyuplainya dengan
makanan-makanan yang berprotein dan bervitamin, menajaga perasaan ibu hami,
membahagiakan batinnya, adalah sikap yang sangat dianjurkan. Hanya ada satu
pilihan dari dua pilihan; memenuhi
egoisitas orang tua atau mengutamakan
kesehatan janin. Secara spiritual, kondisikan sang janin dengan
nuansa-nuansa transenden. Banyak melakukan aktivitas-aktivitas ibadah, karena
hal itu juga akan mambentuk komunikasi antara sang janin dengan Tuhannya.
Ingat, bahwa sang ibu dan sang janin memiliki komunikasi yang sangat kuat.
Secara fisik, hal itu diperantarai oelh adanya olasenta yang menghubungkan
keduanya.
Siapkan
dia tuk jadi yang terbaik di antara yang terbaik. Masa kehamilan adalah masa
pembentukan awal dan mendasar bagi seseorang. Struktur otak janin sangatlah
peka, sehingga para ahli berpendapat bahwa alunan musik klasik yang bersahaja
sangat begus untuk menstimulusnya. Struktur tulang dan trobosit juga terbentuk
dengan sangat mendasar. Sehingga masa kehamilan adalah masa-masa penting untuk
diperhatikan secara istimewa. (winwin)

No comments:
Post a Comment