Dalam
goresan-goresan cerita yang akan ku tulis di sini akan membawa ku ke dalam
kenangan-kenangan yang telah ku ukir selama beberapa bulan terakhir pada
seseorang yang selalu masuk ke dalam lubuk hatiku dan selalu menjadi bagian
terpenting dalam setiap hariku.
Entah
apa yang sedang ia lakukan hari ini. Dia tak juga membalas pesan yang ku kirim
untuknya. Aku rindu getar suaranya yang selalu menghiasi malam-malamku.
Mungkinkah ia merasakan yang kurasakan? Hanya Tuhan yang tahu ke muara mana
hati kami akan berlabuh. Tapi ku menyimpan jutaan harap tuk bisa bersamanya.
Hati
ini galau dan bergemuruh melihat dia bersama cinta yang telah ia rajut bersama
orang lain. Senyum yang menghiasi bibir ini, siang itu tak bisa
membohongi betapa aku sangat sedih dan terpukul. Ku coba untuk tertawa lepas,
melepas semua kekecewaan dan kesedihan yang menyelimutiku siang itu. Melepas
semua harapku padanya. Tuhan… kuatkanlah aku.
Terkadang
hati ini menangis bersedih meratapi diriku yang harus menceburkan diri pada
perasaan yang mungkin salah. Tapi aku tak bisa membohongi diriku sendiri bahwa
aku sayang padanya. Aku ingin bisa di sampingnya.
Sampai
hari ini, air mataku masih mengalir kala aku berdoa dan berharap aku dapat
bersamanya. Tuhan… salahkah aku pada perasaan ini? Berilah aku secercah cahaya
yang akan membawaku pada belahan jiwaku yang selama ini ku cari.
Tuhan…
aku masih belum mengerti kenapa banyak hal yang Engkau sampaikan padaku tentang
dirinya melalui kejadian-kejadian yang Kau persembahkan untukku. Jangan biarkan
aku terdampar dalam perasaan galau yang kian menggunung, perasaan ragu yang
kian menjadi setiap kali dia terasa begitu dekat.
Yang
ku harap saat ini adalah kekuatan, kekuatan yang akan selalu menyanggaku saat
aku harus terluka pada kenyataan yang mungkin bisa saja terjadi. Kenyataan yang
teramat perih, kenyataan yang telah terbayangkan betapa aku akan menangis bila
memang terjadi. Kenyataan yang akan berseru “Hai Win, apa yang kamu lakukan?
Kamu terlalu lugu pada perasaanmu sendiri. Tidak kah kamu sadar, bahwa dia
telah berdua!”
Hanya
kesabaran dan kesadaran lah yang selalu membimbingku agar selalu kuat dan yakin
bahwa Tuhan tidak tidur. Tuhan yang menciptakan perasaan ini pada hatiku. Tak
perlu disesali semuanya…ini adalah nikmat yang Tuhan titipkan
pada hambaNya yang sedang dimabuk asmara. Aku selalu berdoa bahwa aku tidak
akan salah menaruh perasaanku pada
seseorang itu.
Miss
you…

No comments:
Post a Comment